REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Negara anggota Uni Eropa (UE) setuju rencana aksi Turki dalam menangani krisis migran. Uni Eropa berharap kesepakatan dengan Turki dapat mengurangi arus migran ke Eropa.
Turki tidak memberikan kupon gratis untuk membantu Uni Eropa. Mereka mengajukan sejumlah syarat di antaranya kemudahan visa warga negara Turki yang ingin berkunjung ke Eropa. Tak hanya itu, Turki juga meminta 3,4 miliar dolar AS untuk bantuan penanganan migran.
Dalam konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Brussels, pejabat Eropa setuju memberikan pembebasan visa untuk warga Turki yang ingin mengunjungi wilayah Schengen jika syarat-syarat terpenuhi.
Terkait bantuan, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan negara anggota UE sedang mempertimbangkannya. Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan, pembicaraan mengenai jumlah bantuan yang akan diberikan ke Ankara akan terus dilanjutkan dengan para pejabat Turki selama beberapa hari mendatang.
Merkel akan melakukan perjalanan ke Turki pada akhir pekan. Sumber Uni Eropa telah mengatakan beberapa negara berhati-hati menghadapi perjanjian dengan Turki yang dinilai terlalu cepat. Negara-negara tersebut adalah Yunani, Siprus, dan Prancis.
Sementara itu, laporan di Bulgaria mengatakan, seorang pria Afghanistan ditembak mati ketika mencoba untuk masuk Bulgaria dari Turki, Kamis (15/10). Dia adalah bagian dari kelompok besar migran yang mencoba masuk Bulgaria. Ali Khan dari Pakistan menjelaskan mengapa ia melarikan diri ke Eropa.
Pada tahun ini hampir 600.000 migran telah mencapai Uni Eropa melalui laut. Banyak dari mereka bepergian dari Turki ke Yunani sebelum ke menuju utara.