REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara, Sutiyoso mengaku anggota BIN sudah melakukan deteksi dini dan komunikasi sebelum terjadinya aksi pembakaran gereja di Singkil, Aceh. Menurut dia, malam 12 Oktober pihaknya sudah berkomunikasi kepada kedua belah pihak.
"Tanggal 12 malam sudah ada pertemuan. Memang sepakat untuk tidak membangun undung-undung baru. Karena yang lama saja izinnya belum selesai. Tapi paginya pecah, ada pembakaran itu," ujar Sutiyoso saat ditemui Republika.co.id, di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (16/10).
Di satu sisi, Sutiyoso mengakui memang perbedaan di negara yang majemuk pasti terjadi. Namun, adanya gerakan ataupun perselisihan memang sulit untuk dideteksi.
Selain itu, menurut Sutiyoso, pihaknya sudah bekerja untuk mengantisipasi adanya perpecahan. Namun, ia menegaskan pihaknya hanyalah sebagai pemberi informasi, bukan eksekutor.
"Ada BIN di tingkat daerah sampai tingkat pusat. Anggotanya juga dari berbagai elemen, Polri, TNI, juga masyarakat. Kita sudah koordinasikan," tutup Sutiyoso.