REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jepang akan memberikan bantuan bahan kimia (fire extinguisher berbentuk foam agent) sebanyak tiga ton untuk ikut memadamkan api di beberapa titik wilayah Indonesia. Pengiriman ke Palembang akan dilakukan dua kali yaitu 1,5 ton pada Sabtu (17/10) dan 1,5 ton lagi pada Senin (19/10).
Japan International Coorporation Agency (JICA) berencana akan menyerahkan bantuan tersebut kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Palembang, besok. Tim BNPB dan JICA sudah melakukan koordinasi.
"Rencananya bahan kimia ini akan digunakan untuk water bombing dengan pesawat dari Indonesia," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Jumat (16/10)
Malaysia, kata Sutopo, keberatan menggunakan bahan kimia untuk water bombing. Untuk memadamkan api ini, Indonesia telah menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan sebanyak 60 ton.
Hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut bantuan dari negara lain seperti Rusia, Cina, Korea, dan Thailand yang sebelumnya menyatakan akan memberikan bantuan. Kementerian Luar Negeri masih terus menjalani lebih lanjut bantuan tersebut.
Sejauh ini, enam unit pesawat terbang dan helikopter water bombing bantuan dari negara-negara sahabat terus melakukan pemadaman api di Sumatra Selatan. Malaysia memberikan bantuan pesawat Bombardier Pelican CL415 dan helicopter Dolphin yang bertugas memandu (spotting) pemboman air dari udara.
Pesawat tersebut sangat efektif karena mampu mengambil air di sungai, danau dan laut secara cepat. "Sekali terbang membawa 6 ribu liter," kata dia. Kemarin, helikopter tersebut mampu menjatuhkan air sebanyak 26 kali di daerah Cengal, Kabupaten OKI, Sumatra Selatan.
Singapura mengirimkan dua unit helikopter Chinook, dimana satu heli masih perbaikan karena mengalami rotor kerusakan. Sedangkan Australia mengirimkan dua unit pesawat yaitu Hercules Bomber 32 yang mampu mengangkut 15 ribu liter air dan pesawat TC690 Birddog 376 yang berfungsi spooting pemboman air. Sutopo mengatakan untuk mengoperasikan pesawat dan heli tersebut terdapat 104 personil asing terdiri dari 48 orang dari Singapura, 30 personil dari Malaysia, dan 26 personil dari Australia.