REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Praktik homoseksual merupakan pengulangan sejarah dari masa lalu. Di masa umat Nabi Luth AS, kaum homoseksual sudah ada.
Allah SWT sangat murka terhadap kaum Nabi Luth yang berperilaku homoseksual sehingga menurunkan hujan batu dari langit dan membalikkan bumi. Kaum Nabi Luth pun hancur termasuk istrinya, kecuali pengikut yang beriman.
Kisah tersebut dipaparkan dalam Alquran surat al-’Araf ayat 80-84, al-Syu’ara ayat 160, al-‘Ankabut ayat 29 dan al-Qamar ayat 38.
Meski kaum Nabi Luth yang berperilaku menyimpang sudah diazab Allah, bukan berarti tindak homoseksual lenyap dari muka bumi. Buktinya hingga kini, masih ada pelaku homoseksual yang bisa ditemui di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Wakil Rektor Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Musni Umar mengatakan dalam Islam perilaku homoseksual jelas-jelas dilarang. "Kita harus mencegah agar pengulangan itu tidak meluas di Indonesia,” ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (16/10).
Pencegahan tersebut dapat dilakukan melalui pembinaan dalam keluarga dan lingkungan pendidikan. "Jangan sampai kita pasrah dan kalah dari budaya-budaya yang ingin melemahkan bangsa," kata pria yang juga dikenal sebagai sosiolog ini.
Indonesia saat ini sedang menghadapi perang budaya. Budaya bangsa Indonesia rentan dihancurkan dari berbagai segi, termasuk lewat perilaku homoseksual.
Menurut dia, saat ini ada kecenderungan di masyarat Indonesia untuk menganut paham serba boleh (free will). Untuk itu, perlu hukum yang berfungsi sebagai alat masyarakat untuk meninggalkan perbuatan buruk.