REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai, posisi Jokowi sebagai seorang pemimpin belum sepenuhnya independen dalam satu tahun pertama kepemimpinannya. Hal itu membuat kinerjanya masih belum dirasakan maksimal oleh masyarakat.
Berdasarakan survei yang dilaksanakan oleh Indo Barometer di 34 Provinsi, ada enam permasalahan penting paling penting di Indonesia, dimana permasalahan tersebut didominasi oleh isu perekonomian. Permasalah perekonomian secara umum sebesar 37,2 persen.
Namun, UU KPK yang tadinya kencang dibahas, akhirnya bisa ditunda. Begitu pemilihan calon Kapolri yang sempat ramai. Tapi saat pemilihan Panglima TNI dan Kepala BIN lancar. Hal itu mengindikasikan presiden, memasuki tahun kedua lebih nyaman mengarungi rimba politik Indonesia, serta telah menemukan polanya.
''Pada posisi itu, bagus dia (presiden) sudah otonom. Jadi tidak ada alasan tahun depan tidak bisa mengembalikan kondisi. Kuncinya adalah eksekusi,'' jelas dia.
Hanya saja, lanjut Qodari, kesabaran masyarakat memang menurun dari tingkat kepuasan dibandingkan dengan enam bulan yang lalu. Bahkan sudah lebih dari 50 persen, yang merupakan lampu merah bagi presiden.
''Tantangannya mengenai Nawacita, bagaimana mengubah Nawa cita menjadi sukacita, bukan dukacita,'' ujar dia.
Oleh karena itu, Jokowi harus memanfaatkan momentum untuk melakukan perubahan radikal. Namun, masyarakat harus paham gagasan Jokowi.
Jokowi, kata dia, selalu bersikap tanggung. Tidak pernah mengambil kebijakan yang dramatis. Bisa jadi karena kultur Jawa dan minimnya dukungan politik yang diperolehnya.
''Menurut saya portofolio yang harus diperhatikan adalah menteri-menteri ekonomi. Rakyat lebih menginginkan perbaikan ekonomi,'' ungkap dia