Sabtu 17 Oct 2015 21:38 WIB

Ekonomi Terpuruk, Projo: Salah Gubernur BI, Bukan Jokowi

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Budi Arie Projo
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Budi Arie Projo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua Umum DPP Ormas Projo Budi Arie Setiadi, menyatakan pelemahan ekonomi di masa pemerintahan Jokowi ini akibat kesalahan Gubernur BI Agus Martowardojo. Ia menilai, pemerintah sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan ekonomi agar tidak melemah.

''Gubernur BI melakukan kesalahan dalam membuat ekonomi lebih terpuruk, bukan Jokowi,'' kata Budi dalam sebuah diskusi di Bilangan Menteng, Jakarta, Sabtu (17/10)

Menurut Budi, ada tiga kesalahan Gubernur BI yang membuat kondisi semakin memburuk. Pertama, kata dia, menyerahkan mata uang kepada mekanisme pasar. Padahal, beberapa negara, salah satunya Cina, sangat menjaga mata uang mereka.

''Kesalahan kedua. Kurs tidak ada kuotasi, sehingga dalam waktu singkat BI bisa mendesain dalam posisi tertentu,'' ujar dia.

Terakhir besaran Premis work yang hanya 18 persen, sehingga mendorong ekonomi lemah. Dalam hal ini, Budi mengatakan gubernur BI menunjukan sikap makar.

''Kami tegas menyatakan gubernur BI untuk mengundurkan diri. BI punya tanggung jawab mengendalikan nilai tukar. Ini bukan ranahnya pemerintahan,'' tegas dia.

Ia mencontohkan, saat BI melakukan intervensi, dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 8 miliar dolar AS. Dampaknya, dalam satu pekan turun dari Rp 14700 menjadi kisaran Rp 13 ribu.

Budi melihat, kondisi tim ekonomi Jokowi sudah menemui titik terang. Konsolidasi pun sudah berjalan dari berbagai lini. Sehingga, ia menyatakan agar masyarakat jangan mendramatisir jika ada menteri berkelahi, karena hanya akan memperkeruh suasana.

''Dari dulu konflik juga sudah terjadi, biasa saja tuh. Hanya, konflik itu bisa ditata dengan baik. Bukan hanya dieksploitasi ke publik secara berlebihan,'' ucap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement