Ahad 18 Oct 2015 06:19 WIB

Di Frankfurt Book Fair, Republika Hadirkan Buku Kekejaman PKI

Red: Erik Purnama Putra
Suasana Frankfurt Book Fair 2015.
Foto: Antara
Suasana Frankfurt Book Fair 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Arys Hilman

Ada 4.000 mata acara. Lima ratus di antaranya tentang Indonesia. Hadir 9.300 wartawan, dan mereka bercakap dalam puluhan bahasa. Terdapat 7.100 eksibitor, 100 lebih negara peserta, dan diperkirakan 270 ribu pengunjung.

Frankfurt Book Fair 2015. Ini acara besar. Dalam sepekan, ia mengisi enam dari 10 hall di kawasan Frankfurt Messe.

Indonesia, negara yang tak begitu dikenal di jantung Eropa, tiba-tiba menyita perhatian karena menjadi tamu kehormatan. Membawa tema "17 Ribu Pulau Imajinasi", gelar tamu pilihan--hal yang membuat iri negara-negara lain--tak datang dengan mudah.

Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) merintisnya sejak 2010 setelah hadir berkali-kali sebagai pengunjung belaka. Lamaran lima tahun lewat itu bak angin lalu belaka. Padahal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kedutaan Besar RI di Jerman turut dalam lobi.

Tanggapan baru muncul setahun kemudian. Pada 2011, pejabat Frankfurt Book Fair terbang ke Jakarta dan berkunjung ke kantor Ikapi. Mereka mendapatkan gambaran tentang negeri ini, dari sudut perbukuan hingga kebudayaan. Mereka tertarik. Putuslah pada 2012, Indonesia akan menjadi tamu kehormatan pada 2015, atau tepat 70 tahun usia Republik.

Gelar tamu kehormatan untuk Indonesia sepadan dengan tema besar pameran kali ini yang mengusung masalah eksplorasi batas-batas. Jerman sedang berhadapan dengan isu gelombang pengungsian. Negeri ini membuka diri bagi 1,5 juta migran dari aneka kultur dan religi pada 2015. Bagi bangsa Indonesia, keberagaman bukanlah hal asing, melainkan situasi sehari-hari sejak ratusan tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement