Ahad 18 Oct 2015 08:58 WIB

Filipina Hadapi Badai Koppu

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Badai Filipina
Foto: cnn.com
Badai Filipina

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina kembali menghadapi badai yang kesekian kalinya menghantam negara kepulauan tersebut. Otoritas terpaksa membatalkan puluhan penerbangan dan mengevakuasi ribuan orang dari area pantai, Ahad (18/10).

Koppu diprediksi melanda selama tiga hari dan membawa hujan, badai, memicu banjir dan longsor. Badan penanggulangan bencana mengatakan ribuan orang yang tinggal di area pantai sebaiknya mencari tempat pengungsian.

Presiden Benigno Aquino memperingatkan agar warga waspada. Terakhir kali topan Haiyan pada 2013 menewaskan lebih dari 6.300 orang. "Pemerintah di sini membantu agar tidak ada korban yang jatuh," kata Aquino.

Topan Koppu yang juga dikenal sebagai topan Lando menghasilkan angin hingga kecepatan 250 km per jam. Topan ini bergerak lambat yang berarti akan membawa intensitas hujan dalam waktu lama.

Kecepatan topan cukup kuat untuk mencabut pohon dari akarnya, menggoyangkan bangunan hingga mengancam pasokan listrik. "Kami memaksa masyarakat di area pantai dan tepi sungai untuk meminimalisir korban," kata direktur eksekutif National Disaster Risk Reduction and Management Council, Alexander Pama, dikutip BBC.

Menurutnya situasi semakin kritis karena kekuatan angin menguat dan akan lebih kuat ketika mendekat. Otoritas bandara melaporkan telah membatalkan 14 penerbangan domestik. Sementara penjaga pantai mengeluarkan larangan berlayar.

"Tentara turun ke desa-desa pantai untuk memaksa orang mengungsi," kata penduduk provinsi Isabela pada Reuters, Vir Malabanan. Menurutnya, kondisi saat ini sedang hujan deras dengan angin kencang dan telah terjadi selama beberapa jam. Listrik pun sudah putus.

Koppu diperkirakan meninggalkan Filipina pada Selasa dan akan bergerak menuju Taiwan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement