REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Persib Bandung, Djajang Nurdjaman (Djanur) mengaku sangat senang sekaligus bangga setelah menjuara Turnamen Piala Presiden pada Ahad (18/19). Bukan karena besarnya jumlah hadiah yang dimenangkan Persib Bandung, melainkan tempat mereka menjuarai Piala Presiden di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Menurut dia, SUGBK merupakan stadion kebanggan bangsa Indonesia. Karena itu, seluruh insan sepak bola ingin merasakan juara di stadion tersebut.
Persib memenangkan juara hadiah Rp 3 miliar itu, usai mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-0. Hasil ini sekaligus mengulang momen manis Persib ketika merebut gelar juara Liga Indonesia pertama tahun 1994. Ketika itu, tim asal Jawa Barat ini mampu menekuk Petrokima Putera dengan skor 1-0. Maka tak heran jika pria yang kerap disapa Djanur itu sangat bangga menjuarai Piala Presiden meskipun hanya sekedar turnamen biasa.
Djanur berharap setelah Piala Presiden, sepak bola Indonesia tidak lagi mati suri, dengan harapan kompetisi segara bergulir. Bagaimanapun juga, Piala Presiden hanya sebuah turnamen, bukan sebuah kompetisi sehingga tidak memiliki jenjang.
"Main dan menang di GBK mengingatkan kejayaan Persib di masa lalu. Saya pernah merasakan juara di sini, tapi pemain dan asisten pelatih. Sekarang sebagai pelatih," ungkap Djanur.
Selain itu, Djanur juga memberikan pujian kepada pemain Sriwijaya FC, yang telah memberikan perlawanan sengit kepada timnya. Hanya saja Djanur mengaku jika tensi partai final tidak setinggi saat bapak delapan besar dan babak semi final. Sebab di babak delapan dan empat besar Persib harus mengincar kemenangan untuk lolos ke babak selanjutnya.