REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Final Piala Presiden 2015 berjalan lancar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Ahad (18/10) malam. Persib Bandung keluar sebagai juara atas kemenangan 2-0 terhadap Sriwijaya FC.
Namun, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengecam tindakan aparat keamanan dari kepolisian dan TNI yang melakukan intimidasi terhadap jurnalis yang akan meliputan. Aparat keamanan malarang jurnalis mengambil gambar saat petugas mengusir suporter yang diduga dari The Jakmania.
Dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (18/10), petugas merampas alat kerja jurnalis. Aparat kemudian menghapus gambar dan video saat sedang mengusir suporter yang diduga The Jakmanis tersebut.
“Mereka menghalang-halangi jurnalis untuk melakukan kegiatan jurnalistik,” ujar Ketua Aji, Ahmad Nurhasim.
Nurhasim menyebutkan, aparat juga merampas handphone jurnalis yang digunakan untuk memotret. Jurnalis yang diintimidasi yaitu Muhammad Subadri Arifqi, koresponden SCTV; Indosia dan Faiq Hidayat, Merdeka.com; Reza Fajri, Viva.co.id; Kemal Maulana, Aktual.co; dan Nur Habibie dari Suara.com.
Menurut Nurhasim, tindak yang dilakukan aparat merupakan perbuatan pidana. Termasuk mengancam kebebasan yang telah dilindungi oleh undang-undang.
Untuk itu, AJI Jakarta mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh aparat terhadap jurnalis. AJI meminta Kepolisian dan TNI menindak tegas anggotanya yang mengintimidasi para jurnalis tersebut. Kepolisian dan TNI juga didesak agar menaati UU Pers dengan tidak melakukan intimidasi terhadap kinerja jurnalis.