REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Empat warga sipil Palestina tewas ditembak militer Israel saat terjadi bentrok antara warga yang protes dengan militer Israel, Sabtu (17/10). Dua dari kematian itu terjadi di sekitar Kota Hebron, Tepi Barat dan Yerusalem.
Seorang pria asal Palestina mengatakan, aksi penikaman tersebut merupakan reaksi yang wajar terhadap aksi Israel di Al Aqsa. Sebelumnya, tindakan penikaman telah menghantui warga Israel di Yerusalem.
Pihak Kepolisian belum lama mengungkapkan, tiga warga Israel terbunuh dan 20 lainnya terluka dalam berbagai serangan penikaman maupun penembakan di Yerusalem dan Israel tengah. Kekerasan pecah sebulan lalu karena Israel mengambil alih Masjid Al Aqsa di Yerusalem, tempat yang disebut 'Temple Mount' oleh Yahudi.
Namun, juru bicara pemerintah Mark Regev membantah tuduhan itu. Menurut dia, Israel tidak akan mengubah status quo tempat suci yang disengketakan itu. "Kekerasan itu berakar dari kebencian yang tidak rasional. Tuduhan bohong itu mengisyaratkan bahwa ada ancaman terhadap Temple Mount," ujar Regev seperti diberitakan The Guardian, Senin (19/10).
Untuk diketahui, militer Israel telah menerapkan penjagan ketat terhadap Masjidil Aqsa, yang merupakan tempat suci ketiga orang Islam. Militer bersenjata lengkap melarang pemuda Israel beribadah di Masjid Al Aqsa. Perlawanan warga Palestina pun muncul. Hingga saat ini, lebih dari 30 warga Palestina terbunuh dalam perlawanan tersebut.