REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi pelemparan batu yang dilakukan pendukung Persija atau Jakmania yang dilakukan selama tiga hari belakangan diduga mempunyai dalang. Tercatat, pada malam lalu, seorang pria berinisial F ditangkap anggota gabungan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) dan Direktorat Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Metro Jaya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengakui, massa Jakmania yang melakukan aksi pelemparan kebanyakan terpengaruh pesan hoax atau tidak bertanggung jawab di dunia maya. Tito mengaku, masih mendalami apakah pelaku F tersebut bekerja sendirian atau memiliki jaringan.
"Ini sudah didalami dan diselidiki untuk mencari koneksi atau apa spontan saja. Ada satu yang tertangkap," ujarnya di Mapolda Metro Jaya pada Senin (18/10).
Mantan kepala Polda Papua itu mengatakan, ada bukti permulaan yang cukup bagi pelaku. Sebab, dikatakan bahwa ia minimal mengetahui akan adanya aksi penyerangan. Namun, sebagai sekjen Jakmania, F malah tidak peduli dengan rencana itu.
"Kalau ada tambahan bukti maka bisa dilanjutkan. Kalau tidak ada maka akan dihentikan. Tapi, memang ada unsur provokasi dari SMS yang bersedar," kata mantan komandan Densus 88 Mabes Polri itu.
Tito pun mengakui adanya Jakmania yang terstruktur dan terpecah. Dia melanjutkan, banyak massa yang terpengaruh pesan singkat yang tidak bertanggung jawab. Ketika ditanya lebih lanjut tentang F, ia mengaku, masih mempelajari apakah aksi kekerasan yang terjadi itu direncanakan atau tidak.
"Yang jelas, ini ada massa cair (terpecah). Si F ini bukan melakukan aksi provokasi, tapi sebatas mengetahui adanya rencana serangan," katanya.
Tito menyampaikan, aparat kepolisian tidak tebang pilih terhadap suporter yang terbukti melanggar aturan. Sebab, tidak hanya Jakmania, Bobotoh pun ada yang ditangkap. "Satu suporter Persib bawa keris. Mengakunya untuk jimat. Masih ditahan. Kalau masuk klasifikasi sajam maka ditangkap, siapa pun orangnya," katanya.