Senin 19 Oct 2015 13:07 WIB

Kapolda Metro Jelaskan Alasan Sekjen Jakmania Ditangkap

Rep: C33/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian (kiri).
Foto: Republika/Wihdan
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi pelemparan batu yang dilakukan pendukung Persija atau Jakmania yang dilakukan selama tiga hari belakangan diduga mempunyai dalang. Tercatat, pada malam lalu, seorang pria berinisial F ditangkap anggota gabungan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) dan Direktorat Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Metro Jaya.

Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengakui, massa Jakmania yang melakukan aksi pelemparan kebanyakan terpengaruh pesan hoax atau tidak bertanggung jawab di dunia maya. Tito mengaku, masih mendalami apakah pelaku F tersebut bekerja sendirian atau memiliki jaringan.

"Ini sudah didalami dan diselidiki untuk mencari koneksi atau apa spontan saja. Ada satu yang tertangkap," ujarnya di Mapolda Metro Jaya pada Senin (18/10).

Mantan kepala Polda Papua itu mengatakan, ada bukti permulaan yang cukup bagi pelaku. Sebab, dikatakan bahwa ia minimal mengetahui akan adanya aksi penyerangan. Namun, sebagai sekjen Jakmania, F malah tidak peduli dengan rencana itu.

"Kalau ada tambahan bukti maka bisa dilanjutkan. Kalau tidak ada maka akan dihentikan. Tapi, memang ada unsur provokasi dari SMS yang bersedar," kata mantan komandan Densus 88 Mabes Polri itu.

Tito pun mengakui adanya Jakmania yang terstruktur dan terpecah. Dia melanjutkan, banyak massa yang terpengaruh pesan singkat yang tidak bertanggung jawab. Ketika ditanya lebih lanjut tentang F, ia mengaku, masih mempelajari apakah aksi kekerasan yang terjadi itu direncanakan atau tidak.

"Yang jelas, ini ada massa cair (terpecah). Si F ini bukan melakukan aksi provokasi, tapi sebatas mengetahui adanya rencana serangan," katanya.

Tito menyampaikan, aparat kepolisian tidak tebang pilih terhadap suporter yang terbukti melanggar aturan. Sebab, tidak hanya Jakmania, Bobotoh pun ada yang ditangkap. "Satu suporter Persib bawa keris. Mengakunya untuk jimat. Masih ditahan. Kalau masuk klasifikasi sajam maka ditangkap, siapa pun orangnya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement