REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penyidik Polisi Militer Kodam IV/Diponegoro mengungkapkan masih ada selisih uang tunai sekitar Rp 250 juta dalam pengungkapan kasus perampokan mobil perusahaan jasa pengiriman uang PT Advantage Semarang yang dilakukan seorang oknum polisi dan dua anggota TNI di Tengaran, Kabupaten Semarang, 28 September lalu.
"Masih ada selisih sekitar Rp 250 juta, masih didalami," kata Komandan Pomdam IV/Diponegoro Kolonel CPM Arief Wibowo Djadi di Semarang, Senin (19/10).
Ia menjelaskan pada penangungkapan awal kasus tersebut tim gabungan Polda Jawa Tengah dan TNI berhasil mengamankan uang tunai hasil rampokan sekitar Rp 4,8 miliar.
Sementara PT Advantage dalam peristiwa perampokan yang dilakukan oknum anggota Brimob Brigadir Supriyanto dan dua oknum anggota Detasemen Intelijen Kodam IV, Sersan Satu Thrisna Prihantoro dan Sersan Dua Isac Corputi, tersebut melaporkan kehilangan uang Rp 5,7 miliar yang diangkut dalam mobil tersebut.
Menurut Arief, selain Rp4,8 miliar yang diamankan saat penangkapan ketiganya, penyidik TNI juga telah mengamankan uang sekitar Rp400 juta dari Sersan Satu Isac. "Uangnya disembukan di tempat kos di Semarang," katanya.
Setelah dihitung seluruhnya, termasuk uang yang digunakan untuk membeli berbagai barang, lanjut dia, masih ada selisih sekitar Rp 250 juta yang belum diketahui. "Masih didalami. Apakah terpakai oleh pelaku? Apakah benar uang tersebut dibagi rata," katanya.
Sebelumnya, Polda Jawa Tengah dan Kodam IV/Diponegoro meringkus tiga oknum dari dua kesatuan itu yang terlibat dalam perampokan sebuah mobil pengangkut uang. Ketiga oknum tersebut masing-masing dua anggota Detasemen Intelijen Kodam IV, Sersan Satu Thrisna Prihantoro dan Sersan Dua Isac Corputi.
Serta seorang anggota Brimob Brigadir Supriyanto.
Perampokan itu sendiri terjadi di daerah Tengaran, Kabupaten Semarang, Senin (28/9), setelah kendaraan tersebut mengambil sejumlah uang di Solo.