Senin 19 Oct 2015 16:09 WIB

Hari Santri Jangan Hanya Seremonial

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah santri mengikuti gerak jalan dengan memakai pakaian khas pesantren saat acara Festival santri di Ruang Terbuka Hijau Maron, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (27/9).
Foto: ANTARA FOTO/ Budi Candra Setya
Sejumlah santri mengikuti gerak jalan dengan memakai pakaian khas pesantren saat acara Festival santri di Ruang Terbuka Hijau Maron, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Islam Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi meminta negara tidak membiarkan penetapan Hari Santri Nasional (HSN) sebagai agenda seremonial belaka. Yon menyatakan, dengan HSN, negara semestinya memberikan perhatian lebih pada peningkatan kualitas pesantren.

"Jangan hanya seremonial saja dan cukup puas dengan penetapan hari santri. Harus lebih konkret pada keberpihakan negara dalam meningkatkan kualitas pendidikan pondok pesantren," ujar Yon ketika dihubungi, Senin (19/10).

Yon meminta HSN tidak hanya dilihat sebagai perayaan santri namun perlu berujung pada penguatan lembaga pendidikan Islam.

Sebelumnya dikabarkan, Presiden Joko Widodo telah meneken Keputusan Presiden (Keppres) tentang penetapan HSN setiap 22 Oktober. Hal ini lantas menimbulkan polemik. Persyarikatan Muhammadiyah berkeberatan dengan penetapan HSN karena dapat mengganggu ukhuwah Islam melalui dikotomi santri dan non-santri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement