Selasa 20 Oct 2015 01:28 WIB

AS-Rusia Siap Sepakati Operasional Serangan Suriah

Anak-anak berjalan melewati coretan di dinding di Kota Kafranbel Provinsi Idlib di Suriah.
Foto: Reuters
Anak-anak berjalan melewati coretan di dinding di Kota Kafranbel Provinsi Idlib di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat dan Rusia sedang bersiap-siap menandatangani suatu "pemahaman" yang merinci soal bagaimana para pilot menghindari satu sama lain di wilayah udara Suriah, kata juru bicara Pentagon, Senin (20/10).

Kesepakatan itu akan ditandatangani di saat kedua negara adi daya itu sedang melancarkan operasi serangan-serangan bom secara terpisah. Juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, mengatakan nota kesepahaman kemungkinan akan ditandangani pada Selasa. Rancangan nota sudah disempurnankan dan hanya membutuhkan pemeriksaan akhir.

"Sudah hampir selesai, kita sudah memiliki dokumen yang sudah siap ditandatangani," kata Davis.

Davis menekankan bahwa aturan-aturan yang dibuat bersama Rusia bukan merupakan bagian dari kesepakatan lebih luas soal bagaimana kedua negara beroperasi di Suriah.

"Seperti yang Anda tahu, kami pada dasarnya tidak setuju dengan apapun yang sedang dilakukan Rusia di Suriah, tapi kami saat ini berupaya memiliki sebuah nota kesepahaman untuk lebih memusatkan perhatian pada masalah keselamatan di wilayah udara," ujar Davis.

Rusia telah meminta Amerika Serikat untuk membahas upaya menghindarkan keberadaan yang tumpang tindih --setelah Moskow mulai melancarkan pengeboman di Suriah pada 30 September.

AS sendiri saat ini sedang memimpin koalisi dengan 60 anggota, yang mengincar para pejihad Negara Islam di Irak dan Suriah serta telah melangsungkan serbuan-serbuan secara berkala selama lebih dari satu tahun. Rusia juga menyatakan mengincar IS serta "teroris-teroris" lainnya, tapi Pentagon mengatakan serangan negara itu mengenai para pemberontak non-IS yang memerangi pasukan pemerintah yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad.

Sejauh ini, belum ada insiden besar yang terjadi di wilayah udara Suriah kendati para pejabat Pentagon mengatakan pesawat-pesawat koalisi terpaksa harus mengubah jalur untuk menghindarkan diri mereka berada di wilayah yang sama dengan jet-jet Rusia.

Para pejabat mengatakan kesepahaman itu mencakup sejumlah prosedur dasar operasi, yang bisa termasuk bahasa apa yang akan digunakan oleh pilot-pilot Rusia dan Amerika dalam berkomunikasi, pemilihan frekuensi radio untuk panggilan-panggilan darurat serta pada ketinggian mana pesawat-pesawat tempur mereka akan beroperasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement