REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA -- Sedikitnya 11 orang tewas ketika sebuah bom meledak di sebuah bus penumpang di Provinsi Baluchistan, Pakistan, Senin (19/10). Ledakan juga menyebabkan puluhan orang terluka.
"Jumlah korban tewas akibat ledakan bus adalah 11, sementara 22 orang terluka," ujar sekretaris provinsi Baluchistan Akbar Hussain Durani seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (20/10).
Seorang petugas penjinak bom mengatakan, sebuah bom besar ditanam di belakang bus. Bus tersebut membawa buruh yang bekerja di pusat Quetta menuju rumah mereka di pinggiran kota.
Ledakan itu mengakhiri jeda terbaru serangan di ibu kota regional yang selama bertahun-tahun sering menjadi target pemberontak separatis.
Korban tewas dan luka dibawa ke Unit Darurat Rumah Sakit Provinsi Sandeman. Mereka ditandu dengan banyak darah. Sementara kerabat panik berteriak-teriak minta tolong.
Salah satu kerabat korban, Ali Bukhsh mengatakan saudaranya adalah seorang buruh yang berada di bus tersebut. "Kami menunggunya di malam itu tapi dia tidak datang, lalu kami mendengar tentang ledakan dan berlari ke rumah sakit," ujarnya.
Beruntung, saudara Bukhsh telah siuman meski masih sakit parah. Seorang ahli bedah polisi Dokter Noor Baluch mengatakan, 10 orang telah tewas ketika jasad mereka tiba di rumah sakit, sementara 23 lainnya terluka. "Kemudian satu orang terluka meninggal di rumah sakit. Empat korban luka masih dalam kondisi kritis," lanjut dia.
Quetta adalah ibu kota Pronvinsi Baluchistan barat daya Pakistan, yang dipenuhi dengan pemberontakan. Provinsi kaya mineral ini telah lama dincar oleh militan.
Separatis Baluch menuntut otonomi dan kontrol atas sumber daya gas dan mineral. Mereka sering menyerang pasukan keamanan walaupun sudah ada jeda satu tahun ini menyusul tindakan keras polisi.