Selasa 20 Oct 2015 09:23 WIB

Keterbatasan Ekonomi tak Surutkan Cita-cita Heni Jadi Penceramah

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Damanhuri Zuhri
 Suasana ceramah di Masjid Istiqlal, Jakarrta Pusat, Sabtu (11/7).  (foto : MgROL_46)
Suasana ceramah di Masjid Istiqlal, Jakarrta Pusat, Sabtu (11/7). (foto : MgROL_46)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak nelayan sebenarnya juga memiliki impian masa depan yang ingin mereka capai. Namun sayangnya akibat kendala ekonomi, banyak yang terpaksa mengubur impiannya dalam-dalam.

Seperti yang dialami Heni Fatimah (15 tahun), anak nelayan di Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara terpaksa mengubur impiannya untuk menjadi penceramah kondang.

Keterbatasan ekonomi orangtua Heni membuatnya tak bisa terlalu banyak menuntut untuk bisa mewujudkan impiannya. "Orang tua saya cuma tukang betulin perahu-perahu nelayan yang rusak, jadi sulit untuk membiayai saya sekolah lebih tinggi lagi," kata Heni, Selasa, (20/10).

Untuk bisa menyekolahkan Heni hingga ke jenjang Tsanawiyah (setingkat SMP) saja orangtuanya terpaksa menitipkannya ke tempat saudaranya di Purwakarta. Namun setelah itu tidak mungkin dia terus berharap dari bantuan saudara ayahnya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi.

"Saya terus berdoa agar bisa melanjutkan sekolah sehingga bisa menjadi penceramah atau qoriah kondang. Penceramah merupakan profesi yang sangat mulia karena bisa memperbaiki akhlak manusia yang sudah semakin jauh dari tuntunan agama," ujar Heni.

Rupanya doa Heni didengar oleh Yang Maha Kuasa. Tiba-tiba ia ditawari menempuh pendidikan di pondok pesantren secara gratis oleh Pluit City Peduli di bawah Yayasan Agung Podomoro Land (YAPL).

Heni langsung mengambil kesempatan emas itu dan menjadi salah satu dari 250 santri dan santriwati di Pesantren An-Nurullah, Cisoka, Tangerang.

Dia berharap setelah selesai menempuh pendidikan di pesantren bisa memiliki bekal yang cukup untuk menjadi penceramah kondang. Ia bersyukur diberi kesempatan untuk memperdalam ilmu agama di pesantren tersebut.

Sementara itu AVP Public Relations & General Affairs Pluit City Pramono mengatakan, pihaknya memang memiliki program CSR berupa bantuan pendidikan, sarana olah raga, kesehatan, lingkungan, sosial budaya, serta keagamaan  bagi warga  Muara Angke.

"Apa yang didapatkan Heni merupakan bagian dari CSR bidang pendidikan, kami membuka kesempatan seluas-luasnya kepada anak-anak nelayan di Muara Angke yang ingin menempuh pendidikan termasuk ke pesantren-pesantren," ujar Pramono menjelaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement