REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Serangan militer Pemerintah Suriah di pinggiran utara kota Aleppo telah membuat ribuan orang mengungsi dalam beberapa hari terakhir.
Seorang juru bicara UNOCHA kepada Aljazirah mengatakan pertempuran tersebut telah membuat 35 ribu warga dari Hader dan Zerbeh di pinggiran barat daya kota mengungsi.
Serangan di Aleppo menargetkan daerah di sebelah selatan kota dekat jalan raya ke Damaskus.
Tentara Suriah yang didukung oleh serangan udara Rusia dan darat oleh pejuang Iran dan Hizbullah Lebanon mengklaim telah menguasai beberapa desa.
Televisi Pemerintah Suriah mengatakan, tentara telah menguasai Kota al-Sabeqiya, selatan Aleppo pada Senin (19/10). Mereka mengklaim telah banyak korban dari kubu pemberontak. Kepala Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris Rami Abdularahman mengatakan, sedikitnya 14 pemberontak tewas.
Satu kelompok pemberontak yang berbasis di Aleppo, Nour al Din al Zinki Brigades mengatakan komandan militernya termasuk korban tewas. Kelompoknya adalah salah satu peneriman bantuan militer termasuk rudal TOW oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain yang menentang Presiden Bashar al-Assad.
Namun peabat dari salah satu kelompok pemberontak di Aleppo mengatakan pasukan tidak memiliki kemampuan memadai untuk serangan. Kantor berita Suriah mengabarkan, daerah pedesaan Aleppo adalah salah satu dari 49 situs yang ditargetkan oleh pesawat-pesawat tempur Rusia. Pedesaan Damaskus, Latakia dan Hama juga menjadi target serangan udara Rusia.