Selasa 20 Oct 2015 10:14 WIB

Penjualan Gas Domestik Senilai Rp 7,86 Triliun Disepakati

Ladang gas
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Ladang gas

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaksanakan penandatanganan enam perjanjian penjualan gas bumi ke pembeli domestik.

"Hari ini enam perjanjian jual beli gas ditandatangani untuk memenuhi kebutuhan domestik dengan potensi penambahan penerimaan negara selama periode perjanjian sebesar 587 juta dolar AS atau sekitar Rp 7,86 triliun," kata Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi usai menyaksikan penandatanganan sekaligus membuka konferensi dan pameran migas Asia Pasifik (Asia Pacific Oil and Gas Conference and Exhibition (APOGCE) di Nusa Dua, Bali, Selasa (20/10).

Menurut Amien, tiga dari enam kontrak ke pembeli domestik itu untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan, dua kontrak untuk sektor industri, dan satu kontrak untuk elpiji.

Perincian keenam perjanjian jual beli gas bumi (PJBG) yang ditandatangani untuk sektor kelistrikan yaitu antara PetroChina International Jabung Ltd dan PT PLN (Persero) Batam dengan jangka waktu tujuh tahun tiga bulan dan pasokan 10-17 miliar British thermal unit per hari (BBTUD).Tambahan penerimaan negara dari kontrak itu sebesar 323,9 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,34 triliun.

Lalu, kontrak antara Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd dan Perusahaan Daerah Sulawesi Selatan dengan jangka waktu selama empat tahun, pasokan gas 40-68 BBTUD, dan pendapatan negara 176,77 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,37 triliun.Kontrak untuk kelistrikan lainnya adalah amandemen PJBG antara PT Pertamina EP dan PT Pura Daya Prima untuk jangka waktu empat tahun, pasokan 3,8 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dan penerimaan 7,2 juta dolar AS atau sekitar Rp 96,5 miliar.

Sedang, PJBG sektor industri adalah antara JOB Pertamina-PetroChina East Java dan PT Gresik Migas dengan jangka waktu selama empat tahun, pasokan 1,2-3,2 MMSCFD, dan penerimaan 6,9 juta dolar AS atau sekitar Rp 93 miliar. Lalu, kesepakatan gas suar bakar (flare gas) antara PT Pertamina EP dan Pertamina selama lima tahun, pasokan 3-8 MMSCFD, dan penerimaan 4,2 juta dolar atau Rp 56 miliar. Total volume gas kelima PJBG tersebut mencapai 100 BBTUD.

Terakhir, perjanjian antara ConocoPhillips Indonesia untuk memasok 230 ribu metrik ton elpiji per tahun ke Pertamina selama satu tahun yang diperkirakan menambah penerimaan 68 juta dolar AS atau Rp 911,2 miliar.

"Kami berharap penyaluran gas dari PJBG tersebut bisa terealisasi, sehingga potensi penerimaan negara yang diperkirakan akan benar-benar terealisasi," kata Amien.

Pada 2015, komitmen untuk domestik mencapai 4.403 BBTUD atau 61 persen, sementara peruntukan ekspor 2.836 BBTUD atau 39 persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement