REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata, Arief Yahya, membidik wisatawan asal Korea Selatan sebagai salah satu target utama. Namun ia menyadari untuk merayu wisman dari Negeri Gingseng itu masih ditemui sejumlah kendala. Salah satunya adalah masalah konektivitas penerbangan secara langsung yang menghubungan kedua negara.
''Jangka panjang tentunya harus ada direct flight. Harus ada jembatan udara,'' katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (20/10).
Untuk menjawab kendala tersebut, Arief menyadari tak bisa direalisasikan secara cepat. Solusinya tentu saja, kata dia, dengan cara menggandeng maskapai penerbangan melalui Singapura, Malaysia maupun Hongkong dengan penawaran pake single destination.
''Misalnya Korea-Singapura-Indonesia atau Korea-Hongkong-Indonesia atau Korea-Kuala Lumpur-Indonesia. Itu yang bisa dilakukan dalam waktu cepat,'' kata mantan Dirut PT Telkom ini.
Lantas terkait teknis solusi menjawab kendala tersebut, Arief menyebut perlu adanya bentuk promosi kerjasama. ''Misalnya paket Wonderful Indonesia dipromosikan bersama antara Kemenpar dan airlines, melalui media-media di Korea.
''Baik di TV, online media, website, digital outdoor, sampai ke media-media cetak. Begitu pun dengan wholeseller, tour operator besar yang rata-rata sudah punya website online itu. Biaya promosinya fifty-fifty. Kita dapat mereka juga dapat, kita invest mereka juga invest, itulah bisnis, saling memberi keuntungan,'' ujarnya.
Berkaitan dengan upayanya melirik wisman asal Korea tersebut, Arief secara khusus melakukan pertemuan dengan tour operator, tour agent dan Airline di Busan Indonesia Center, Busan.