Selasa 20 Oct 2015 16:00 WIB

Pertanian dan Peternakan Indonesia Masih Tradisional

Rep: DR Meta Novia/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa), Marwan Jafar
Foto: Kemendes
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa), Marwan Jafar

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan, model pertanian dan peternakan di Indonesia merupakan sumber penghidupan utama masyarakat pedesaan. Peningkatan kesejahteraan masyarakat harus dimulai dari desa yang didasarkan pada pengembangan potensi sumber daya lokal peternakan dan pertanian.

Guna meningkatkan kualitas pembangunan di desa-desa, ujar Marwan, diperlukan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta inovasi teknologi tepat guna oleh masyarakat perdesaan. "Saya sudah keliling di beberapa daerah model pertanian dan peternakan kita masih tradisional," katanya saat berbicara di di Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (20/10).

Kendati begitu, kata Marwan, model pertanian dan peternakan tradisional itu selalu jelek. Hanya saja, segala yang tradisional itu harus disempurnakan dengan teknologi modern.

Pasalnya, pertanian dan peternakan merupakan sumber penghidupan utama masyarakat pedesaan. Karena itu, peningkatan kesejahteraan masyarakat haruslah dimulai dari desa dan didasarkan pada pengembangan potensi sumberdaya lokal yang utamanya adalah peternakan terintegrasi dan pertanian terpadu.

Dia juga mengapresiasi seminar internasional yang diselenggarakan Fakultas Peternakan UGM dengan tema 'The 6th International Seminar On Tropical Animal Production (ISTAP)'. Dia ingin seminar itu menghasilkan sesuatu yang konkret hingga bisa digunakan pengambil kebijakan.

"Saya berharap hasil dari seminar yang diadakan bisa memunculkan rekomendasi yang bersifat produktif dan bisa jadi rujukan nasional dan internasional," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement