Selasa 20 Oct 2015 16:06 WIB

Poltracking: Publik Kecewa dengan Kinerja DPR

Rep: C07/ Red: Erik Purnama Putra
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan temuan survei nasional Poltracking Indonesia dalam mengevaluasi satu tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, publik merasa kecewa dengan kinerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Mayoritas publik 56.11 persen merasa tidak puas dengan kinerja DPR," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda dalam 'Evaluasi Publik 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK Meneropong Kinerja Menteri Kabinet Kerja' di Jakarta Pusat, Selasa (20/10).

Hanta memaparkan, publik menilai bahwa DPR belum menjalankan tugas pokoknya dengan baik. Sebanyak 48 persen publik menilai bahwa mereka belum puas atas kinerja pengawasan DPR terhadap pemerintah,

43 persen publik menilai bahwa mereka tidak puas atas kinerja DPR dalam legislasi UU, dan 47 persen

publik tidak puas atas kinerja DPR dalam penyusunan APBN.

Tidak puasnya publik terhadap kinerja DPR itu dilengkapi dengan tidak puasnya publik, yaitu 56 persen terhadap kinerja DPR menyerap aspirasi publik. Selain itu sebanyak 39.05 persen publik mengaku mengetahui adanya rencana pembangunan gedung DPR dan 62.42 persen menyatakan tidak setuju dengan rencana DPR membangun gedung baru tersebut.

"Sebanyak 39.37 persen publik juga mengaku mengetahui rencana kenaikan tunjangan gaji untuk anggota DPR baru-baru ini, dan 70.36 persen menyatakan tidak setuju atas rencana kenaikan tunjangan gaji anggota tersebut.

Tak hanya itu, sebesar 21,26 persen publik mengaku mengetahui informasi tentang putusan MK tentang

pemeriksaan anggota DPR harus melalui izin presiden. Sebanyak 21,37 persen setuju dengan peraturan ini, sebagian lagi atau 27.89 persen tidak setuju dan 50.74 persen menyatakan tidak tahu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement