REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan, Effendi Simbolon mengatakan satu tahun nawacita kabinet kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla lebih terlihat mengusung neo liberalisme (neolib). Menurutnya, neolib yang tampak di pemerintahan Jokowi-JK adalah keberpihakan pemerintah terhadap asing.
"Kami ingin bilang nawacita kita kan nasionalisme, bukan neolib. Kita belum siap untuk neolib, daya beli dengan mekanisme pasar kita belum kuat," kata Effendi, Rabu (21/10).
Padahal, lanjutnya, selama kampanye Jokowi dengan tegas akan mengnasionalisasi sektor perekenomian Indonesia. Ia melanjutkan, ada saatnya Indonesia akan menjadi negara neolib, ketika daya beli masyarakat cukup dan demand berjalan. Saat ini, justru tampak banyaknya para pelaku ekonomi di sekeliling istana yang memiliki kepentingannya masing-masing.
"Kasihan Indonesia jadi kapitalis bergantung dan tergantung dengan bank dunia," ucapnya.
Berdasarkan temuan survei nasional Poltracking Indonesia dalam mengevaluasi satu tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, mayoritas publik menilai kondisi Indonesia kontemporer saat ini dianggap mengalami stagnasi. Khusus di bidang ekonomi malah dinilai lebih buruk.
Sebagian besar publik beranggapan, masalah mahalnya harga-harga kebutuhan pokok sebesar 55,95 persen dan pengangguran sebesar 18,86 persen menjadi problem pokok yang tengah dihadapi.