Rabu 21 Oct 2015 20:43 WIB

Iran Kritik Negara Islam yang Membiarkan Palestina Sendirian

Rep: C25/ Red: Ilham
 Pengunjuk rasa perempuan Palestina mengambil posisi di dekat pemukiman yahudi Bet El, Tepi Barat, Palestina, Sabtu (10/10).  (REUTERS/Mohamad Torokman)
Pengunjuk rasa perempuan Palestina mengambil posisi di dekat pemukiman yahudi Bet El, Tepi Barat, Palestina, Sabtu (10/10). (REUTERS/Mohamad Torokman)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kepedulian atas nasib Palestina dinilai telah memudar di sejumlah negara Islam yang ada di Timur Tengah. Hal itu membuat Israel seolah-olah bukan lagi pengkhianat berbahaya di Timur Tengah.

Dilansir dari Mehr News Agency, pada Rabu (21/10), Presiden Iran ke empat, Akbar Hashemi Rafsanjani mengatakan, masalah Palestina adalah masalah yang paling penting dari dunia Islam, yang tidak boleh diabaikan di tengah perselisihan politik saat ini.

Hal itu disampaikan usai melakukan pertemuan dengan Duta Besar Palestina untuk Iran, Salah Zamawi.

Rafsanjani menekankan Palestina merupakan negara yang paling tertindas di dunia. Mereka hidup di tengah ketakutan dan ketidakamanan di kamp-kamp pengungsian.

Mengingat pengaruh perlawanan rakyat Palestina terhadap dunia Islam, terutama pada perjuangan bangsa Iran dalam Revolusi Islam mereka, Rafsanjani menuturkan rakyat Palestina hanya menginginkan kebebasan atas mereka.

Ia menyesalkan adanya serangan hebat dari sejumlah negara Islam kepada negara Islam lainnya, seperti pemboman Arab Saudi ke Yaman. Sedangkan rakyat Palestina hanya dipersenjatai batu untuk melawan Zionis.

Rafsanjani mengecam para pengkhianat terhadap Palestina. Menurutnya, para penghianat ini akan selalu ada dalam sejarah Palestina. Ia menegaskan tidak akan pernah ada pihaknya yang terlibat dalam pengkhianatan terhadap Palestina.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement