REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, gelaran Trade Expo Indonesia 2015 merupakan instrumen penting dalam mempromosikan produk ekspor Indonesia. Pameran ini merupakan salah satu alat untuk meningkatkan akses pasar dan diversifikasi pasar tujuan utama ekspor.
"Ini bertujuan untuk diversifikasi pasar khususnya pasar non tradisional dan emerging market, seperti tahun sebelumnya Trade Expo Indonesia fokus pada transaksi business to business," ujar Thomas seusai pembukaan Trade Expo Indonesia di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/10).
Thomas menjelaskan, daftar delegasi buyers pada Trade Expo Indonesia ini justru paling banyak berasal dari pasar non tradisional antara lain Bangladesh, Arab Saudi, Nigeria, dan India. Menurut Thomas, pertumbuhan ekspor di negara-negara non tradisional cukup pesat, meskipun nilainya tidak sebesar ekspor ke negara tradisional.
"Pada dasarnya yang ingin kami lakukan adalah banyak memberikan perhatian dalam promosi dan menyelenggarakan dialog dengan buyers," kata Thomas.
Pada hari pertama pembukaan TEI 2015, Indonesia sudah melakukan kontrak dagang dengan nilai lebih dari 8 juta dolar AS. Penandatanganan kontrak dagang dilakukan antara tujuh eksportir Indonesia dengan lima buyers yang berasal dari Jepang, Amerika, Malaysia, dan Australia.
Thomas mengharapkan, Trade Expo Indonesia tahun ini akan mampu menghasilkan kerja sama yang lebih banyak antara eksportir Indonesia dengan para buyer. Sehingga, dapat berkontribusi secara langsung terhadap pertumbuhan kinerja ekspor nasional.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan, Trade Expo Indonesia pada tahun ini dihadiri lebih dari 14 ribu buyers dari 118 negara. Target penjualan pada 2015 ini minimal sama dengan total penjualan tahun lalu yakni sebesar 1,4 miliar dolar AS dengan rincian penjualan non migas sebesar 800 juta dolar AS.