REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Timur (NTT) Abdul Kadir Makarim mengusulkan agar partai-partai politik berbasis Islam di Indonesia bisa dilebur menjadi satu untuk mempererat persatuan umat.
"Mengapa partai-partai Islam di Indonesia ini dilebur menjadi satu dengan memiliki visi dan misi yang sama agar tidak terpecah-pecah umat Islam di Indonesia ini," katanya di Kupang, Kamis (22/10).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan hadirnya partai Idaman Rhoma Irama yang muncul untuk menyemarakan tiga partai bebrbasis Islam yang telah ada di Indonesia seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) , Partai Keadilan Sejaterah (PKS), serta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Ia menilai bahwa selama ini banyak partai yang muncul dengan membawa nama agamanya masing-masing agar bisa menarik massa yang lebih banyak, namun pada intinya visi dan misi dari sebuah partai di Indonesia adalah sama yakni mensejaterahkan rakyat.
"Memang benar jika undang-undang kita tidak melarang orang untuk membuat partai yang baru, tetapi saya sendiri tidak terlalu setuju kalau partai berbasis Islam itu beredar banyak di Indonesia," ujarnya.
Abdul menganggap bahwa kemunculan partai berbasis Islam yang diusung oleh Rhoma Irama tersebut hanyalah partai yang ikut meramaikan saja, karena merasa bahwa ketiga partai Islam di Indonesia tidak menyerukan apa yang diharapkan oleh umat Islam.
"Mungkin dia tidak merasa bahwa yang tinggal dan bermukim di Indonesia ini adalah semua suku bangsa serta agama yang berbeda-beda yang tergabung menjadi satu dalam naungan Pancasila," ujarnya.
Selain itu, Abdul mengatakan bahwa kalau memang Rhoma Irama ingin menjadikan partai tersebut sebagai partai berbasis Islam maka, harus berpatokan pada Pancasila sebagai lambang negara Indonesia.