REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI, Mayjen Fransen G. Siahaan mengatakan, terdapat beberapa hambatan selama melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.
"Hambatan yang dialami saat pemadaman adalah kurangnya peralatan alat berat seperti eksavator untuk pembuatan kanal dan embung," ujar Fransen di Taxi Way Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (22/10). Menurut dia, pembuatan kanal penting karena ketersediaan air yang sangat minim.
Hambatan kedua, terbatasnya sarana dan pra sarana untuk memadamkan api, khususnya pompa air ukuran 6 inchi. "Tebalnya asap juga mempengaruhi jarak pandang," kata dia.
Selain itu, sarana transporrasi untuk menuju titik lokasi kebakaran sangat terbatas. Sementara area yang terbakar terus meluas karena angin yang kencang.
Sampai pada (19/10), jumlah titik api di Sumsel dan Riau sebanyak 700 titik api dan 60 titik asap. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan operasi pemadaman darat dan udara. Selain itu dilakukan pula sosialisasi dan patroli.