Kamis 22 Oct 2015 15:07 WIB

Hanura: Menteri BUMN Jelas Harus Di-reshuffle

Rep: Qommarria Rostanti‎/ Red: Bayu Hermawan
 Presiden Joko Widodo melantik menteri kabinet baru hasil reshuffle di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).   (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Presiden Joko Widodo melantik menteri kabinet baru hasil reshuffle di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8). (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPP Partai Hanura, Amir Faisal Nek Muhammad mengatakan sebagai pembantu, menteri harus bisa melaksanakan apa yang diminta oleh presiden. Para menteri dalam Kabinet Kerja harus bisa memahami visi Nawacita yang digaungkan Presiden RI Jokowi.

Ia menilai selama bisa mengerti dan melaksanakan visi Nawacita, Kabinet Kerja bisa menjadi tim yang kuat. Untuk tidak reshuffle kabinet boleh saja dilakukan untuk menciptakan kabinet yang baik.

"Tapi sebelumnya harus ada reshuffle supaya bisa menjadi team work kuat," ujarnya kepada Republika.co.id.

Dalam melakukan reshuffle, Presiden Jokowi hendaknya jangan diintervensi oleh pihak manapun sehingga menteri-menteri yang nantinya berada di Kabinet Kerja menjadi orang pilihan yang mampu menerjemahkan visi Nawacita.

"Kalau tidak bisa jadi tim yang kuat, maka akan menjadi masalah ke depannya dan mendatangkan dampak tidak baik," ucap politikus Aceh ini.

Saat ditanya menteri siapa yang layak direshuffle, Amir menyebut persoalan kali ini masih sama dengan yang lalu, yakni di bidang perekonomian.

"Menteri BUMN sudah jelas harus di-reshuffle," katanya.

Amir pun menyoroti Sofjan Djalil yang dicopot dari jabatan Menteri Koordinator Perekonomian, lalu malah diangkat menjadi Kepala Bappenas.

"Jangan sampai terjadi seperti ini ke depannya. Kabinet harus diisi dengan orang profesional yang memang betul-betul bisa melakukan tugasnya," ujarnya.

Amir berharap pemerintahan ke depannya harus berjalan baik. Koordinasi berjalan internal kabinet harus bisa berjalan dan  membuat satu terobosan.

"Perlu terobosan out of the box, tidak bisa dilakukan secara normatif," kata Amir.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement