REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati sepak bola nasional, Akmal Marhali, mengkritisi kinerja dari Tim Transisi yang dibentuk oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (kemenpora). Menurut dia, fokus yang harusnya dilakukan Tim Transisi adalah pembenahan dan menyiapkan reorganisasi dari induk sepak bola di negeri ini.
''Jangan lagi sibuk merencanakan untuk menggelar turnamen-turnamen sepak bola. Hal ini justru menyibukkan dan melupakan misi utamanya untuk melakukan pembenahan tata kelola sepak bola yang lebih baik,'' kata Akmal kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (22/10).
Pernyataan Akmal ini merujuk dari salah satu turnamen yang dijalankan oleh Tim Transisi, yakni Piala Kemerdekaan. Sayangnya, turnamen itu justru berjalan dengan hasil yang sangat mengecewakan. Ini terbukti dengan banyaknya keluhan dari para peserta turnamen.
"Sudah saat ini, fokus utama mereka membuat federasi atau pengurus baru yang mereka serukan di awal," kata Akmal.
Apalagi hingga saat ini hasil kinerja Tim Transisi sendiri tidak terlihat. Hal ini tentu tidak jauh berbeda dengan pendahulunya, yaitu Tim Sembilan yang hanya sekedar laporan saja.
Padahal mereka memiliki setidak tiga tugas besar, pertama adalah mereformasi sepak bola, melakukan komunikasi dengan FIFA, dan membuat pengurus baru PSSI. Akibat lupa dengan tugas utamanya, kompetisi ISL dan DU tak kunjung bergulir.