REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan untuk penanganan bencana kabut asap, pemerintah akan fokus terhadap evakuasi warga, terutama para anak dan balita.
Luhut menuturkan, dirinya sudah berkoordinasi dengan sejumlah menteri termasuk Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek melalui pemerintah daerah untuk segera mengevakuasi para anak ke tempat yang lebih aman.
"Kita masih berpikir anak-anak kecil untuk dievakuasi ke lokasi yg ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) nya di bawah 300 atau di batas aman," kata Luhut dalam konfrensi pers penanganan kabut asap di kantornya, Kamis (22/10).
Kemungkinan, sambung Luhut, untuk sementara waktu, para anak akan ditempatkan di kapal TNI selama satu bulan atau lima pekan agar terhindar dari kabut asap yang semakin pekat.
Untuk pemadaman titik api, Luhut mengaku pesimis api bisa dipadamkan alam waktu yang cepat bila hanya mengandalkan pesawat water bombing. Karena, area gambut yang merupakan titik api memiliki kedalaman 5 meter sampai 10 meter, water bombing hanya bisa meminimalisasi penyebaran api. Sementara badai el nino semakin ganas, sehingga kemungkinan munculnya titik api baru pun tak bisa dielakkan.
"Di dalam helikopter pun sangat mencekam karena panas dan goncangan di helikopter. Hampir tidak mungkin dipadamkan oleh pesawat udara, syukur kanal blocking bisa," ujarnya.
Kementerian Kesehatan pun diharapkan untuk segera mengeluarkan standar bahaya. "Kami akan lebih masiv lagi terhadap penanganan kemanusiaan. Kami juga akan gunakan resource semuanya untuk meminimalisasi dampak kebakaran," ujar Luhut.
Luhut berkata, menurut ramalan BMKG, sampai akhir November kemungkinan hujan turun sangatlah tipis. "Masih ada masa kritis selama lima pekan ke depan," ucapnya.