REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pribadi yang suka berbagi memerlukan pembiasaan sejak kecil. Contohnya menyantuni anak yatim. “Menyantuni yatim perlu dilatih sejak dini, sejak balita, minimal sejak anak duduk di bangku TK,” ujar Ustadz Dr M Sudrajat MPdI.
Manajer Islamic Studies Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) itu mengemukakan hal tersebut pada acara santunan yatim yang diadakan di TK Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/10).
Pembiasaan menyantuni yatim tersebut, kata Sudrajat mengandung banyak hikmah. “Pertama, melatih kebiasaan berbagi. Sebab pribadi yang suka berbagi itu tidak tumbuh secara instan dalam diri seorang anak, tapi harus dilatih atau dibiasakan,” ujarnya.
Kedua, Sudrajat menambahkan, dengan pembiasaan berbagi kepada anak yatim dan dhuafa sejak dini, anak-anak juga dilatih untuk bersikap rendah hati dan tidak membedakan strata sosial seseorang. “Mereka jadi lebih mencintai anak-anak yatim dan dhuafa, dan tidak melihat orang lain berdasarkan strata sosialnya,” tutur Sudrajat.
Ketiga, anak akan memahami bahwa berbagi atau menyantuni yatim dan dhuafa itu merupakan perintah agama Islam. “Alquran dan hadits Rasulullah SAW banyak menegaskan tentang perintah dan keutamaan menyantuni anak-anak yatim dan dhuafa,” papar Sudrajat.