REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengakui kemungkinan menggeser Perdana Menteri Najib Razak sebelum pemilu 2018 sangatlah tipis. Padahal, unjuk rasa yang merupakan gerakan kekuatan rakyat untuk menggulingkan pemimpin negara itu terus dilakukan.
Negarawan berusia 90 tahun tersebut telah meminta Najib mundur menyusul tuduhan korupsi dan salah urus dana milik negara 1 Malaysia Development Berhad (1MDB). Tapi, Mahathir mengatakan, anggota parlemen dalam Partai UMNO melindungi pemimpin mereka.
"Mereka semua takut dan terlihat mencari keselamatan mereka sendiri. Mereka tidak melihat partai, bangsa. Ini tentang mereka sendiri," ujarnya dilansir Channel News Asia, Kamis (22/10).
Mahathir pernah menjadi pelindung Najib, tetapi berbalik melawan pada 2013. Mantan PM yang pernah menjabat selama 22 tahun ini mengkritik kebijakan ekonomi pemerintah dan keramahannya dengan Barat.
Ia menuntut Najib mundur setelah adanya laporan pada Juli yang mengungkapkan uang sebesar 700 juta dolar AS dari 1MDB masuk ke rekening bank pribadi Najib.
Najib membantah mengambil uang untuk kepentingan pribadi. Dampak dari tuduhan ini membuat investor asing pergi. Hal ini menambah tekanan pada ekonomi Malaysia yang sudah menderita karena turunnya harga komoditas.