Jumat 23 Oct 2015 18:54 WIB

Pemerintah Pertimbangkan Bencana Asap Jadi Bencana Nasional

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
 Foto udara Bandara Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang yang tertutup kabut asap, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (23/10).
Foto: Antara/Nova Wahyud
Foto udara Bandara Sultan Mahmud Baddarudin (SMB) II Palembang yang tertutup kabut asap, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan pemerintah mempertimbangkan bencana asap yang semakin meluas menjadi bencana nasional. Dengan demikian, pemerintah dapat mengerahkan seluruh potensi yang ada untuk menangani bencana asap.

"Ya semacam itulah supaya seluruh potensi nasional dikerahkan. Ya sama saja tapi memang supaya lebih itu, lebih keras lagilah, lebih," kata Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (23/10).

Menurut dia, penanganan bencana asap perlu lebih difokuskan tak hanya untuk jangka pendek, namun juga untuk jangka panjang. Lebih lanjut, Kalla mengatakan untuk menangani bencana ini perlu dilakukan pemaduan berbagai unsur baik teknis pemadaman, langkah sosialisasi, hingga pendidikan.

Selain itu, pemerintah juga berupaya melakukan evakuasi warga. Kendati demikian, lokasi evakuasi tidak harus dilakukan di luar daerah yang terpapar asap. Pemerintah dapat menyediakan gedung dengan kondisi yang baik dan tertutup.

"Ada gedung yang baik, yang tertutup, bisa ada AC-nya, tentu bisa ada AC nya," kata Kalla.

Lebih lanjut, usai pertemuan dengan Menteri Perdagangan dan Perubahan Iklim Selandia Baru siang tadi, pemerintah mendapatkan tawaran tehnologi pemadaman kebakaran hutan. Kalla pun menyatakan pemerintah menginginkan dilakukannya transfer tehnologi.

"Semua negara yang punya pengalaman dalam kebakaran hutan akan kita minta dia punya apa itu, transfer teknologinya lah, yang canggih pun akan kita pakai," terang Kalla.

Transfer tekhnologi dari negara lain itu, sambung dia, akan mulai dilakukan pada tahun ini mengingat kebakaran lahan dan hutan selalu terjadi tiap tahunnya.

Seperti diketahui, kebakaran dan kabut asap tak hanya terjadi di Sumatra dan Kalimantan, namun juga di Papua. Selain Papua, Kalimantan, dan Sumatra, titik panas juga terdeteksi di Sulawesi. Hanya Pulau Jawa yang relatif tak terjangkau kabut asap.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement