Sabtu 24 Oct 2015 06:11 WIB

Pertama Kali, Bayi Cumi-Cumi Raksasa Tertangkap di Perairan Jepang

Rep: Risa Herdahita/ Red: Ani Nursalikah
Museum Alam dan Aktivitas Manusia di prefektur Hyogo, Jepang mengatakan para penelitinya telah menangkap bayi cumi-cumi raksasa untuk pertama kalinya di dunia.
Foto: wall street journal
Museum Alam dan Aktivitas Manusia di prefektur Hyogo, Jepang mengatakan para penelitinya telah menangkap bayi cumi-cumi raksasa untuk pertama kalinya di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SANDA -- Museum Alam dan Aktivitas Manusia di prefektur Hyogo, Jepang mengatakan para penelitinya telah menangkap bayi cumi-cumi raksasa untuk pertama kalinya di dunia. Bayi cumi-cumi ini ditangkap di lepas pantai Jepang barat daya.

Salah satu cumi-cumi tertangkap di dekat prefektur Kagoshima dan masih hidup saat itu. Sementara, dua ditemukan tewas di jaring ikan yang ditempatkan di lepas pantai prefektur Shimane.

Bayi cumi-cumi raksasa itu semuanya tertangkap pada 2013. Sebuah studi tentang mereka diterbitkan dalam Jurnal Marine Biodiversity Records pekan ini.

Seperti yang dirangkum dalam Wall Street Journal (23/10), ukuran cumi-cumi itu bervariasi antara 14-33 cm (5,5-13 inci). Ini sudah menyerupai ukuran cumi dewasa pada spesies lainnya. Cumi-cumi raksasa, yang dikenal sebagai invertebrata terbesar di dunia, diketahui tumbuh lebih dari 10 meter (33 kaki).

"Ini adalah pertama kalinya di dunia cumi-cumi raksasa muda ditemukan dan telah membantu kami memahami mereka seperti ini di awal hidupnya," kata Peneliti Museum, Toshifumi Wada.

Cumi-cumi raksasa biasanya hidup sendiri. Namun, menurut Wada, fakta dua cumi-cumi raksasa muda ditangkap bersama di Shimane dapat menunjukkan mereka melakukan perjalanan secara berkelompok pada awal kehidupan mereka.

Tertangkapnya cumi-cumi itu murni karena faktor keberuntungan. Hewan itu dibawa kepada peneliti oleh nelayan yang mengaku menemukan cumi-cumi dengan bentuk unik. Cumi-cumi ini telah dijadwalkan untuk dipajang dalam akuarium di Shimane dan Kagoshima.

Cumi-cumi raksasa sangat jarang ditemui dalam keadaan hidup di habitat alaminya. Namun, sebuah tim dari penyiaran NHK berhasil memfilmkan salah satunya pada 2012.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement