REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Pondok Modern Daarussalam Gontor Ponorogo, KH Imam Zarkasyi dalam bukunya Usuluddin (Aqa'id) mengungkapkan, Allah SWT menjadikan alam ini, dengan peraturan dan kebijaksanaan yang tinggi. Sebagian diperbuatnya begini, dan setengahnya diperbaharuinya begitu.
Masing-masing ada faedahnya bagi makhluk. Mustahil, Allah SWT menjadikan sesuatu dengan tidak ada faedahnya. Allah SWT mengadakan kaki untuk berjalan, tangan untuk memegang dan mata untuk melihat dan sebagainya.
Allah SWT menjadikan perut merasa lapar, maka sudah diadakannya pula tumbuh-tumbuhan untuk dimakan. Kerongkongan dapat merasa haus, maka sudah diadakan pula air untuk diminum.
Oleh karena itu, jika manusia mempergunakan akal dan panca inderanya dengan sempurna, niscaya akan tahu beberapa faedah dan gunanya sesuatu yang ada di alam dunia ini.
Kiai Imam Zarkasyi kemudian mengisahkan, suatu hari ada seorang pemuda yang berteduh di bawah pohon beringin yang amat rindang dan tinggi. Disebelah kirinya tumbuh sebatang pohon semangka yang berbuah besar sekali.
Melihat ini, kata kiai Imam Zarkasyi, pemuda itu berpendapat perbuatan Tuhan yang demikian itu kurang sesuai. Menurut pendapatnya, buah semangka yang sebesar itu, sebaiknya dijadikan buah beringin, karena batangnya besar.
Dan buah beringin yang kecil itu menjadi buah semangka, karena batangnya kecil, supaya sesuai pohon yang besar buahnya besar pula, dan pohon yang kecil, buahnya kecil juga.
Sedang ia berfikir yang demikian itu, jatuhlah buah beringin itu mengenai hidungnya. Ia pun terkejut dan berfikir, ''Sungguh besar sekali Tuhan Allah itu menjadikan buah beringin ini kecil. Sekiranya buahnya besar seperti buah semangka, tentu saya akan mendapat celaka besar, karena kejatuhan buah itu tadi.'' Sejak itu, kata kiai Imam Zarkasyi, pemuda itu tidak lagi pernah mencela segala perbuatan Allah SWT.