REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung H Ridwan Kamil menyatakan kabut asap yang terjadi di Kota Kembang beberapa hari terakhir bukan kiriman kebakaran hutan di sejumlah daerah di Jawa atau Kalimantan.
"Kabut asal di Kota Bandung bukan kiriman dari kebakaran hutan di sejumlah gunung di Jawa, apalagi dari Kalimantan. Penyebabnya asal kendaraan dan industri," kata Emil pada pembukaan "Hackathon Merdeka 2.0" edisi Sumpah Pemuda di Gedung RDC Telkom Bandung, Sabtu.
Beberapa hari terakhir warga Kota Bandung dikejutkan oleh adanya kabut yang menyelimuti sejumlah titik. Semula warga beranggapan kabut bersumber dari asap kebakaran di Sumatera dan Kalimantan yang terbawa embusan angin.
Emil menyebutkan telah berkoordinasi dengan BMKG atau dengan BPLHD yang menyebutkan asap bukan bersumber pada asap kebakaran hutan tapi dari pabrik maupun kendaraan bermotor.
"Selimut asap tersebut bersifat menyeluruh. Bandung kan cekungan. Asap dapat tersapu angin. Tapi asap yang bersumber pada polusi ini tidak terbawa angin sehingga menyelimuti Kota Bandung," katanya.
Akibat efek kabut asap itu, mengakibatkan terganggunya lalu lintas penerbangan di Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung sehingga terjadi penundaan jadwal penerbangan untuk beberapa maskapai penerbangan.
Hal itu akibat kabut asap itu mengganggu jarak pandang. Pada saat itu jarak pandang hanya 3.000 meter. Padahal untuk persyaratan pendaratan pesawat di Bandara Husein Sastranegara Bandung butuh jarak pandang 3.900 meter.
"Memang ada delay beberapa penerbangan pada Jumat (23/10), tapi kembali normal setelah pukul 11.25 WIB," kata Service Manager PT Angkasa Pura II Bandara Husein Sastranegara Bandung, Zainun.