REPUBLIKA.CO.ID, Kebutuhan domba untuk akikah ditangkap Andi Nata sebagai peluang bisnis. Sejak 2007, pria lulusan Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) itu mengawali bisnis ternak hanya dengan modal Rp 1 juta. Modal itu digunakan untuk membeli domba dan kebutuhan lain untuk pemasaran.
Melalui sinergi dengan sejumlah rekan, ia bisa mengembangkan modal pinjaman menjadi Rp 10 juta. Selang delapan tahun, Andi telah memiliki peternakan, tenaga kerja penggembala, dan katering yang mengolah daging domba. Dari domba itu, Andi kini bisa memetik berkahnya. Omzet yang dikantongi tiap bulan menembus ratusan juta rupiah.
Kondisi keuangan keluarga memperkuat niat Andi untuk serius berbisnis peternakan. Pada 2007, ayahnya mengalami kecelakaan kerja sehingga harus dioperasi. Keluarga pun harus menyediakan dana besar untuk biaya pengobatan ayah. Ketika itu ia baru menginjak tahun pertama perkuliahan. "Ketika itu saya pun berpikir bagaimana mencari beasiswa dan berbisnis," katanya kepada Republika belum lama ini.
Bisnis ternak domba pun dipilih Andi. Ia beralasan, bisnis tersebut sepi pesaing, tak mudah ditiru, dan banyak mengandalkan kearifan lokal jika ingin berhasil. Sembari mempelajari teknis berbisnis di bidang ternak, ia mulai mengumpulkan modal. Ia meminjam modal dari sejumlah teman dekat, Rp 10 juta.
Ia berkerja sama dengan peternak di kawasan Jawa Barat untuk membantu menjual ternak di kota. Modal itu ia gunakan untuk membayar 50 persen dari harga domba peternak yang akan dijual. Setelah domba tersebut berhasil terjual, ia melunasi pembayaran kepada peternak. Ia memperoleh keuntungan sebagai perantara penjualan.
Strateginya kala itu, ia menawarkan domba kepada orang tua teman-teman di kampus. Penawaran tersebut didukung momentum Idul Adha sehingga tawarannya pun direspons banyak calon pembeli. "Lumayan. Kalau dapat menjual lima ekor saja, kita bisa dapat untung Rp 7 juta," katanya.
Keuntungan tersebut lantas diputar kembali untuk modal beternak domba. Pada prinsipnya, semua uang yang ia dapat di masa perintisan usaha harus diputar guna mendukung pengembangan usaha selanjutnya.
Andi juga terus belajar beternak. Ia bersinergi dengan sejumlah komunitas peternakan. Ia belajar langsung cara beternak dari seorang peternak besar di kawasan Jakarta Utara.
Setelah mendapat ilmu beternak, Andi merintis peternakan domba. Ia membeli empat ekor domba betina dan satu ekor domba jantan. Perawatan domba ia serahkan kepada sejumlah warga sekitar rumahnya.