Ahad 25 Oct 2015 11:42 WIB

Dolar Sempat Naik Tinggi, Peminat Umrah tak Turun

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Damanhuri Zuhri
Umrah (ilustrasi)
Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh
Umrah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama First Travel Andika Surachman mengatakan, meskipun dolar sempat naik tinggi, antusiasme masyarakat untuk pergi ke Tanah Suci melaksananakn ibadah umrah tidak surut.

"Kami menargetkan untuk mengantarkan 35 ribu jamaah berangkat umrah sama seperti tahun lalu. Kami memberangkatkan jamaah umrah seminggu empat kali," katanya, Ahad, (25/10).

Secara bisnis, naiknya nilai dolar terhadap rupiah memang sangat berpengaruh. Naiknya dolar memengaruhi hampir seluruh komponen, termasuk biaya penerbangan dan biaya penginapan di Arab Saudi.

Guna menekan pembiayaan, terang Andika, pihaknya melakukan efisiensi di segala bidang dari operasional di Indonesia maupun di Arab Saudi. "Kami juga melakukan renegoisasi ulang dengan patner di luar negeri dan dalam negeri untuk berkerjasama menghadapi situasi ini dengan baik."

Mereka, ujarnya, memberikan respon positif. "Kami punya partner yang baik sehingga semua berjalan dengan lancar," jelas Andika penuh syukur.

Andika mengaku, jumlah jamaah yang diterbangkan umrah ada kemungkinan bisa lebih dari 35 ribu. Sebab hingga saat ini pihaknya masih membuka jika ada konsumen yang ingin ikut umrah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement