Ahad 25 Oct 2015 13:51 WIB

Suu Kyi Marah Agama Dipolitisir Jelang Pemilu

Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, berorasi dalam kampanyenya di Moe Nyin, Kachin, Myanmar, Ahad (4/10).
Foto: EPA/Nyein Chan Naing
Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, berorasi dalam kampanyenya di Moe Nyin, Kachin, Myanmar, Ahad (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, KAWHMU -- Oposisi Myanmar Aung Syan Suu Kyi meminta pemerintah mengambil tindakan atas orang-orang yang menggunakan agama untuk meningkatkan ketegangan.  Pernyataan Suu Kyi disampaikan akhir pekan lalu di tengah tingginya intensitas politik jelang pemilu bulan depan.

"Sebagaimana sikap kami yang menghargai aturan hukum, saya dapat mengatakan, kami akan mendorong persamaan di antara semua warga," ujar Suu Kyi saat kampanye di hadapan sekitar 1.000 pendukungnya di Desa Wartheinka Hulu.

Seperti dikutip Channel News Asia, banyak warga Muslim yang berharap partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi akan mendorong persamaan hak di negara itu.  Selama ini tak sedikit warga Muslim yang merasa terdiskriminasi di negara mayoritas beragama Budha itu. 

Suu Kyi yang juga peraih Nobel Perdamaian ini menuding lawan politiknya menggunakan agama untuk memecah belah bangsa jelang pemilu 8 November mendatang. Ia bahkan mempertanyakan sikap tentara yang membekingi Partai Uni Solidaritas dan Pembangunan (USDP) dan tidak melarang politisasi agama.

USDP baru-baru ini mendorong UU perlindungan agama yang diajukan kelompok garis keras Budha. Di antaranya larangan pindah agama dan nikah berbeda agama. Kelompok Budha menganggap Muslim sebagai ancaman.

sumber : Channel News Asia
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement