Ahad 25 Oct 2015 14:26 WIB

Kemenag dan SEBI Beri Pelatihan Keuangan Syariah Nelayan

Para nelayan di Pulau Buluh, Batam, mendapatkan pelatihan keuangan syariah yang diadakan oleh STEI SEBI bekerja sama dengan Kemenag.
Foto: Dok SEBI
Para nelayan di Pulau Buluh, Batam, mendapatkan pelatihan keuangan syariah yang diadakan oleh STEI SEBI bekerja sama dengan Kemenag.

REPUBLIKA.CO.ID, Batam – Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI memberikan pelatihan keuangan syariah kepada kelompok nelayan Pulau Buluh, Batam, Kepulauan Riau.

Ketua Tim STEI SEBI Hendro Wibowo mengatakan pihaknya sengaja memilih nelayan kecil karena tiga hal.  Pertama, sejalan dengan program pemerintah yang saat ini fokus ke sektor maritim.

 

Kedua, mereka termasuk kelompok yang relatif paling sulit mendapat akses keuangan. “Dan ketiga, sebagai bentuk dukungan kami terhadap program Sahabat Keuangan Maritim yang digagas OJK,” ungkap  Hendro Wibowo di Pulau Buluh, Batam, Sabtu (24/10/2015).

Hendro menambahkan, melalui pelatihan edukasi keuangan ini, para nelayan diharapkan memiliki pemahaman keuangan dan kemampuan mengelola keuangan yang lebih baik.

“Dan pada akhirnya memudahkan mereka memperoleh akses keuangan ke lembaga-lembaga keuangan, khususnya lembaga keuangan syariah,” lanjut Hendro yang juga Wakil Sekjen Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) ini.

Pelatihan yang berlangsung lima hari ini diikuti oleh 20 nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Abadi Pulau Buluh (KNAPB). Hendro menyebutkan, para peserta  sangat antusias mengikuti setiap sesi pelatihan yang sengaja dirancang interaktif dan tidak formal. Tidak heran mereka berharap pelatihan keuangan ini bisa dilakukan secara berkala.

“Kami berharap program pelatihan keuangan kepada nelayan ini tidak hanya sekali, tetapi kalau bisa dilakukan secara berkala, misalnya tiga atau enam bulan sekali,” harap Ketua KNAPB Bahari mewakili para peserta.

Hal senada juga diungkapkan Pembina KNAPB Warya Burhanuddin. Pria yang juga Ketua LAZ Dompet Sosial Ulil Albab (DSUA) Batam ini mengungkapkan, ada 15 kelompok nelayan  di Pulau Buluh. Masing-masing kelompok memiliki sekitar 40 anggota. Oleh karena itu, ia berharap setiap kelompok tersebut juga bisa mendapat pelatihan keuangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement