REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung mengalokasikan dana Rp 100 miliar untuk pembangunan smart city tahun depan. Tahun ini, anggaran smart city Kota Bandung masih sebesar Rp 25 miliar.
"Bandung smart city diproyeksikan selesai dalam waktu tiga tahun sejak 2014," kata Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, pada pembukaan Hackathon Merdeka 2.0 di Menara Research Development Center (RDC) PT Telekomunikasi Indonesia, Sabtu (24/10). Kegiatan ini digelar serentak di 27 kota Indonesia dan Sydney, Australia.
Menurut Pria yang akrab disapa Emil, Smart city dibangun untuk mengonversikan urusan manual menjadi digital. Yakni, mulai dari masalah kependudukan, seperti pembuatan KTP, sampai komplain warga.
Untuk membangun smart city tersebut, kata dia, saat ini Kota Bandung baru memiliki 320 dari 1.000 aplikasi yang diperlukan. Sebagai gambaran, menurut dia, Singapura sebagai smart city memiliki 1.600 aplikasi, mulai dari kependudukan hingga lalu lintas. Saat ini, Kota Bandung sedang mempersiapkan tim coding khusus untuk memenuhi kebutuhan aplikasi tersebut. "Kegiatan seperti ini sangat kami perlukan untuk mendapatkan sumber daya dan aplikasi yang dibutuhkan guna mendukung program smart city," katanya.
Emil mengaku, untuk membangun smart city memang bukan hanya diperlukan keberadaan aplikasi. Tapi juga, infrastruktur dan peningkatan kemampuan sumber saya manusia (SDM) penunjang. Oleh karena itu, Kota Bandung memerlukan waktu tiga tahun untuk membangun smart city.