REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penulis terkemuka JK Rowling menghadapi serangan di media sosial, setelah menandatangani surat di The Guardian yang menyatakan menolak boikot pada budaya Israel terkait konflik di Palestina.
Seperti dilansir Albawaba, Ahad (25/10), penulis Harry Potter tersebut ada di antara 150 orang yang menandatangani surat tersebut. Surat berisi gagasan menolak boikot terhadap budaya Israel. Mereka menyebut hal itu memecah belah dan diskriminatif.
Menurut Rowling, keterlibatan budaya berarti jalan menuju kebebasan dan perubahan positif. Untuk itu menurutnya, tak boleh ada pemboikotan.
Sebelumnya, pada Februari, The Guardian juga menerbitkan surat yang ditandatangani 700 seniman. Mereka memboikot Israel dan bersumpah tak akan bermain musik, menerima penghargaan, menghadiri pameran, festival atau konferensi atau menjalankan lokakarya sampai Israel menghormati hukum internasional.
Namun menurut Rowling, surat yang ditandatanganinya pekan lalu itu secara akurat mewakili opini budaya dunia di Inggris.
Kini akibat keikutsertaannya dalam penandatangan surat tersebut, Rowling disejajarkan dengan penandatangan lain seperti anggota parlemen yang juga ketua Conservative Friends of Israel Eric Pickles. Sejumlah netizen juga mengecamnya melalui akun Twitter mereka.
Berikut di antaranya:
@AlwaysJKROwling @jk_ROwling Tidak ada @HarryPotterFilm untuk anak-anak yang dibunuh #Israel, yang kejahatannya didukung #JKRowling -@rk70534 (Raimo Kangasniemi).
#JKRowling menandatangani untuk Dementor? Saya sedikit kaget -@liamgreenslade.