REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Istana Kepresidenan mengklaim perjalanan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan rombongan dalam rangka kunjungan resmi ke Amerika Serikat (AS) hemat anggaran.
Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana dalam keterangan tertulis yang diterima di Washington DC, Ahad (25/10), menyebutkan dalam kunjungan resmi pertama kali ke Amerika Presiden Jokowi memutuskan untuk menggunakan Pesawat Kepresidenan BBJ-2.
"Ini memberikan catatan tersendiri karena merupakan perjalanan terjauh BBJ-2 sejak kehadirannya di tanah air pada April 2014," sebut Ari.
Sebelumnya, penerbangan terjauh BBJ-2 adalah ke Jeddah, Arab Saudi, untuk mengantarkan Presiden Jokowi dan rombongan dalam lawatan ke tiga negara di Timur Tengah.
Meski harus transit dua kali untuk pengisian bahan bakar, menggunakan BBJ-2 yang penerbangan maksimalnya adalah selama 10 jam, jauh lebih hemat dibandingkan menyewa pesawat yang dapat menempuh waktu perjalanan lebih lama.
Komponen biaya yang dapat dihemat dengan menggunakan BBJ-2 bisa mencapai setengah dari biaya yang harus dikeluarkan untuk sewa pesawat.
Sebab komponen pembiayaan pengoperasian BBJ-2 hanya meliputi biaya kru pesawat, ground handling saat transit maupun di tempat tujuan, bahan bakar, dan katering.
Sedangkan untuk sewa pesawat terdapat beberapa tambahan komponen biaya, diantaranya biaya perubahan konfigurasi pesawat, yaitu perubahan komposisi tempat duduk dan konfigurasi kabin belakang yang dipersiapkan untuk kondisi emergency dalam kabin pesawat, serta biaya sewa dan biaya overhead yang dihitung per hari.
Dengan kata lain, keputusan menggunakan Pesawat Kepresiden BBJ-2 disamping untuk memaksimalkan pemanfaatannya, juga dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan, sebutnya.