REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) DKI 2015 diteliti ulang. Survei untuk memastikan hasil survei sesuai dengan kondisi sesungguhnya.
"Prinsipnya kita harus teliti surveinya sudah betul apa belum," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (26/10).
Ahok, sapaan akrabnya, ingin memastikan survei sesuai dengan keadaan pasar di lapangan. Karenanya, ia berencana memanggil dewan pengupahan untuk membicarakan metode perhitugan tersebut.
Mantan Politikus Gerindra ini berharap perhitungan KHL tidak asal-asalan terkait metode dan lokasi tempat survei dilakukan. Menurutnya, survei KHL harus dihitung sesuai dengan ekonomi di pasar tradisional. Jangan di mal-mal yang menjadi acuan.
"Jangan cari pasar di mal dong, kita mesti cek," ujarnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menyebutkan KHL saat ini mencapai Rp 2,98 juta. Ia memprediksi jika perhitungan benar maka UMP 2016 bisa mencapai lebih dari Rp 3 juta.