REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Gereja dan kelompok agama Kanada meminta warga untuk mengambil sikap terhadap fanatisme dan diskriminasi terhadap umat Muslim. Selain warga, seruan itu juga ditunjukkan kepada media dan politisi Kanada.
"Kami tercengang fanatisme dan diskriminasi yang kita lihat menargetkan umat Muslim di Kanada. Kami serukan kepada semua warga Kanada untuk menentang ini," seperti tertulis dalam surat yang diterbitkan Canadian Friends Service Committee (Quaker).
Mereka menuturkan umat Islam sering dijadikan kambing hitam, yang mengalihkan perhatian masyarakat dari banyak isu signifikan yang dihadapi Kanada. "Kami minta politisi dan media untuk berdiri tegas melawan Islamophobia, kebencian, rasisme dan ketidakadilan," ujar Lana Robinson, Sekretaris Quaker, Senin (26/10).
Melalui surat itu, mereka berinisiatif mendorong pemahaman di antara warga negara Kanada. Untuk mempertahankan dan memperkuat identitas multikultural, Kanada dinilai perlu meningkatkan inisiatif dialog pendidikan dan antar budaya. Hal ini yang akan membasakan masyarakat berbagi informasi akurat demi menghindari beragam pemahaman.
"Kami mendukung hak individu untuk memilih pakaian yang mereka rasa cocok untuk mereka, termasuk jilbab, burqa atau niqab. Hak asasi manusia, seperti hak untuk ekspresi keagamaan, adalah sangat penting," demikian salah satu bunyi surat tersebut.
Mereka menegaskan niqab telah dikenakan oleh sejumlah perempuan Muslim di Kanada selama puluhan tahun lalu. Karena itu, niqab dinilai bukan hal yang baru apalagi ancaman. Mereka yang masih takut oleh pakaian atau kebiasaan dari tetangga Muslim, diminta tetap tenang dan memeriksa lagi sumber ketidaknyamanan mereka berasal dari mana.