Senin 26 Oct 2015 20:17 WIB

Pemadaman Kebakaran Hutan Lawu Terkendala Stok Air

Kebakaran Gunung Lawu
Foto: Antara
Kebakaran Gunung Lawu

REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Upaya pemadaman kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu masuk wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terkendala oleh sulitnya mendapatkan stok air.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magetan, Agung Lewis mengatakan petugas harus mengambil air dari sumber air terdekat di wilayah Karanganyar, Jawa Tengah, untuk mendapatkan air. Selain itu, mobil pemadam kebakaran harus menunggu sekitar satu jam untuk mengisi penuh air yang akan digunakan.

"Meski demikian, upaya pemadaman terus kita lakukan dengan mengerahkan satu unit mobil pemadam kebakaran dari BPBD Magetan dibantu oleh lima unit mobil penyuplai air," katanya di Magetan, Senin (26/10).

Selain dari pihak BPBD Magetan, Dinas Pekerjaan Umum juga menurunkan sejumlah mobil pemadam kebakaran dan juga truk tangki dari Tagana setempat. Pihak Pemkab Karanganyar, Jawa Tengah, juga ikut andil menurunkan sebanyak dua unit mobil pemadam kebakaran untuk membantu proses pemadaman kebakaran hutan di kawasan Cemoro Sewu.

Agung Lewis menjelaskan, selain terkendala stok air, pemadaman kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu juga terkendala ketebalan humus yang ada di hutan. "Sehingga, api terkadang muncul secara tiba-tiba di titik yang sebelumnya dinyatakan aman dan cepat membesar karena kering dan cuaca panas," jelasnya.

Hingga kini upaya pemadaman masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Sedikitnya ada 200 personel gabungan yang dilibatkan dalam upaya tersebut. "Mereka berasal dari berbagai instansi, seperti Perhutani, BPBD, TNI, Polri, pemadam kebakaran, relawan, dan masyarakat sekitar," tambahnya.

Petugas juga mengantisipasi agar api tidak menjalar ke permukiman penduduk. Hingga saat ini, jarak api mencapai sekitar 1 kilometer dari jalan raya dan 2 kilometer dari permukiman warga.

Sementara, jalur pendakian ke puncak Lawu dari pos Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang juga masih ditutup untuk umum. Hal itu untuk keselamatan para pendaki dan memudahkan upaya pemadaman kebakaran hutan oleh petugas.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement