REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengingatkan Arab Saudi agar tidak melanjutkan vonis mati terhadap ulama Syiah berpengaruh Syeikh Ayatollah Nimr al-Nimr. Jika Saudi tetap melanjutkan vonis tersebut, mereka akan membayar dengan harga mahal.
"Eksekusi terhadap Syeikh Nimr akan membuat Saudi harus membayar mahal," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Abdollahian kepada saluran televisi Iran al-Alam, Ahad (25/10). "Situasi di Saudi tidak baik. dan aksi provokatif terhadap warganya sendiri bukan merupakan keinginan pemerintah."
Nimr al-Nimr yang kerap mengkritik Pemerintah Saudi ditangkap pada 2012 lalu setelah menyerukan aksi prodemokrasi. Didakwa dengan sejumlah pasal, termasuk memicu perselisihan di dalam negeri Saudi, Nimr dijatuhi hukuman mati pada Oktober 2014. Hakim juga memerintahkan jasadnya di tampil di publik.
Pada Ahad (25/10), Mahkamah Agung telah menolak banding dari Nimr. Dengan begitu, eksekusi bisa dilakukan. Namun Nimr masih memiliki satu kesempatan lagi dengan mengirimkan permohonan ke Raja Salman. Raja bisa mengeluarkan amnesti untuk mengampuni tokoh Syiah itu.
Saudara lelaki Nimr, Mohammed yang putranya juga menghadapi hukuman mati pun mengingatkan akan situasi tak terkontrol jika eksekusi itu tetap dijalankan.