Selasa 27 Oct 2015 07:13 WIB

Dukung Integrasi ATM, Bank Pemerintah akan Akuisisi Perusahaan Telko

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Bank Mandiri dan BNI, bank pemerintah pemberi layanan terbaik
Foto: Republika
Bank Mandiri dan BNI, bank pemerintah pemberi layanan terbaik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Perhimpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) siap mengakuisisi perusahaan telekomunikasi untuk mendukung rencana integrasi ATM empat bank pelat merah tersebut. Empat bank berpelat merah tersebut yakni, BRI, BNI, Bank Mandiri dan BTN.

Ketua Himbara, Asmawi Syam, menjelaskan, Himbara mempunyai beberapa rencana kerja terkait efisiensi untuk mendukung rencana integrasi ATM Himbara.Salah satunya adalah dengan memiliki service provider sendiri. Saat ini, masing-masing bank tersebut menyewa service provider masing-masing sehingga kurang efisien jika diimplementasikan untuk ATM Himbara.

Pada 21 Oktober 2015, Himbara sepakat melakukan akuisisi perusahaan service provider yang ada. Perusahaan service provider tersebut sudah ditunjuk oleh Himbara, tapi prosesnya belum final.

Perusahaan service provider disyaratkan mempunyai kapasitas bisa menservis empat bank pelat merah tersebut. Sebab, size bank-bank Himbara cukup besar dengan total mesin ATM lebih dari 40 ribu unit. Saat ini masih proses negosiasi terkait persentase saham yang akan diserahkan.

Bank Mandiri ditunjuk sebagai bank yang mencari konsultan untuk proses tersebut. Nantinya konsultan akan melakukan valuasi atau menilai aset perusahaan. Himbara juga telah melayangkan surat izin kepada Bank Indonesi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait aksi korporasi tersebut.

"Secara teknis ATM Merah Putih sudah terjadi, sudah direlokasi, tinggal kita ingin lebih efisien dengan mengakuisisi servive provider sebagai majority," jelasnya dalam konferensi pers di kantor Kementerian BUMN Jakarta, Senin (26/10).

Asmawi menambahkan, proses dari internal Himbara dinyatakan sudah tidak ada isu lagi. Sehingga, tinggal menunggu keputusan perusahaan service provider berapa jumlah saham yang akan dilepas. Selanjutnya, Himbara akan memutuskan untuk mengambil sama rata saham tersebut atau berdasarkan keinginan masing-masing bank.

Agar bisa menjadi mayoritas dan pengambil keputusan, menurutnya Himbara harus memiliki minimal 50 persen saham dari perusahaan service provider tersebut. Namun, Asmawi enggan menyebutkan nominal dana yang disiapkan Himbara untuk mengakuisisi perusahaan switching tersebut.

Himbara menargetkan semua pembicaraan sudah final pada akhir tahun ini.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement