REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Ahli MenteriPerdagangan Bidang Manajemen Junaedi mengatakan, ekspor lada Indonesia mengalami penurunan signifikan sejak 2013. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan produksi di sentra-sentra penghasil lada.
Berdasarkan data International Pepper Community (IPC), ekspor lada Indonesia mengalami penurunan sejak 2013, sebesar 23 persen dalam kuantitas dan 18 persen berdasarkan nilai. Hingga 2014, ekspor lada Indonesia terus turun menjadi 35 ribu ton atau senilai 330 juta dolar AS. Penurunan ekspor tersebut sejalan dengan merosotnya angka produksi di sentra lada Indonesia seperti Lampung dan Bangka Belitung.
"Pemerintah akan hadir untuk terus mendorong pengembangan sektor lada dari hulu ke hilir, dan tekad pemerintah yakni ingin membangkitkan kembali lada sebagai komoditas ekspor yang bernilai tinggi," ujar Junaedi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/10).
Junaedi menjelaskan, seluruh pemangku kepentingan termasuk peran sektor industri, diharapkan mendukung pengembangan diversifikasi produk berbasis lada dan melakukan inovasi teknologi. Apalagi, tren permintaan lada di dunia terus meningkat. Namun, pada saat yang sama tren produksi lada Indonesia mengalami penurunan.
Bagi Indonesia lada merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Menurut Junaedi, peluang pengembangan lada Indonesia sangat besar dan dapat meningkatkan angka kontribusi lada bagi perekonomian Indonesia.