Selasa 27 Oct 2015 08:49 WIB

Tiga Keunikan Masjid Agung Demak

Masjid Demak
Foto: wikipedia
Masjid Demak

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Masjid Agung Demak merupakan salah satu situs bersejarah yang penting dalam sejarah penyebaran Islam di tanah Jawa. Masjid yang dirikan oleh Raden Fatah pada sekira 1401 atau abad ke-15 ini menjadi pusat berkumpulnya para Wali Songo ketika mengawali penyebaran agama Islam di tanah Jawa.

Masjid yang berlokasi di Desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, ini meski sudah berusia ratusan tahun, tetap mempertahankan bangunan aslinya. Atapnya bersusun tiga berbentuk segitiga sama kaki mirip dengan pura umat Hindu sekaligus wujud akulturasi budaya setempat. Hingga kini, masjid yang termasuk masjid tertua di Indonesia ini, ramai dikunjungi wisatawan. Berikut ini sejumlah bagian menarik yang terdapat dalam bangunan Masjid Agung Demak. 

Pintu Bledeg

Pintu bledeg atau petir ini pada masa Kesultanan Demak merupakan salah satu pintu utama Masjid Agung Demak yang digunakan sebagai antipetir. Pintu Baleg dibuat oleh Ki Ageng Selo sekira 1466 M/ 887 H.

Pintu baleg yang terbuat dari kayu jati ini dipenuhi ukiran tebal, ukiran yang paling menonjol adalah adanya dua kepala naga. Ukiran-ukiran itu dipercantik dengan diberi warna cat merah. Pintu ini juga merupakan prasasti Condro Sengkolo yang berbunyi "Nogo Mulat Saliro Wani". Kini, tak lagi difungsikan sebagai pintu utama, namun dimuseumkan.

Saka Tatal dan Saka Guru

Empat tiang (saka guru) Masjid Agung Demak ini terbuat dari kayu jati dengan tinggi masing-masing 16 meter yang berfungsi sebagai penopang seluruh material masjid. Menurut cerita rakyat, tiang utama dan atap sirap masjid tersebut adalah hasil karya para wali, yaitu Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga.

Salah satu saka guru, hasil karya Sunan Kalijaga, tidak terbuat dari kayu utuh sebagaimana layaknya tiang utama, tetapi dari potongan kayu (tatal) yang disusun dan diikat. Bagi masyarakat Demak dan sekitarnya terdapat cerita bahwa salah satu atap sirap Masjid Agung Demak terbuat dari intip (kerak nasi liwet) hasil buatan Sunan Kalijaga.

Kolam Wudhu

Kolam Wudhu ini merupakan bagian-bagian yang terdapat di lingkungan Masjid Agung Demak. Kolam yang dibangun mengiringi awal berdirinya masjid ini, difungsikan sebagai tempat wudhu. Kolam dengan ukuran 10x25 meter ini, di kedalaman lima meternya terdapat tiga batu dengan ukuran yang berbeda.

Batu berwarna hitam yang lebih besar itu berdiri tegak, sementara dua batu hitam tergeletak bersamaan dengan batu hias lainnya yang ukurannya lebih kecil. Kolam yang tak lagi difungsikan ini, konon adalah tempat berwudhu para Wali Songo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement